Pernahkah anda memerintah anak anda, menghardiknya, bahkan memarahinya dan anak anda tetap menolak perintah anda? Hal ini selalu terjadi berulang dan setiap kali anda melakukan hal yang sama, maka kejadiannya akan tetap sama. Adakah satu manusia di bumi ini yang mau di perintah dan di suruh-suruh?
Jawabannya jelas TIDAK ADA, lalu mengapa anda masih juga memerintah kepada anak anda? Mengapa anda masih menyuruh-nyuruh anak anda bila ternyata perintah anda selalu dan selalu ditolak oleh mereka? Tidakkah anda belajar?
Lalu harus bagaimana? Sebelum menjawabnya, saya berikan satu lagi pendidikan yang salah pada anak.
Mungkin ini juga pernah terjadi pada anda, anda sudah menyarankan sang anak untuk belajar, atau membantu anda, ataupun mengerjakan tugas-tugasnya, namun sang anak tetap saja menjalani kehidupanya secara biasa tanpa ada perubahan. Tanpa anda sadari, sebelum mengucapkan kalimat anjuran anda, anda mengucapkan kata “akan” atau “besok”, sehingga kalimatnya menjadi seperti demikian: “Joko, besok lebih rajin belajar ya, kan Joko anak yang pintar”, lalu Joko menjawab: Iya Mama, dan anda lihat keesokan harinya, Joko masih saja tetap menjadi anak yang sama seperti hari sebelumnya.
Dalam otak kita, kata “besok” dan “akan” selalu menjadi besok dan akan. Artinya jika hari Senin anda berbicara, maka dalam pikiran akan dicerna sebagai besok (selasa), dan ketika Selasa bangun, alam bawah sadar masih memroses besok menjadi hari berikutnya dan seterusnya. Hasil akhirnya adalah selalu besok, besok dan besok.
Nah mulai sekarang ingatlah bahwa kata-kata tersebut sulit diterima otak, gunakan kata-kata positif sebagai sugesti sadar yang baik untuk anak anda. Sugesti positif yang baik selalu mengndung unsur past, present, dan continous. Mari kita bahas satu per satu
1. Past. Gunakan kata-kata yang seolah-olah menggambarkan masa lalu, atau seolah-olah sudah. Contohnya: “Kamu adalah anak yang rajin dan pandai”, “Joko memang sudah rajin belajar”, dll
2. Present. Ada 2 arti dalam kata ini, pertama adalah sekarang, kedua adalah hadiah. Gunakan kata-kata seolah itu memang dirinya dan sebagai hadiah, anda bisa berikan pujian. Contoh: ...karena kamu memang rajin belajar, mama bangga padamu”, “Joko ini kreatif sekali ya...”
3. Continous. Buatlah kalimat penutup seolah kegiatan positif yang sudah tertanam dalam dirinya tersebut berkelanjutan. Contoh: “...semakin hari, mama lihat Joko semakin rajin dan semakin pandai...”
Memang kata-kata tersebut perlu pembiasaan agar anda mampu mengucapkan kata yang tepat kepada anak anda dengan tujuan merubah perilakunya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Dengan pembahasan saya kali ini, saya harap anda mampu menjadi orang tua dan juga guru yang berbeda dengan orang kebanyakan dan mengikuti pola-pola lama yang sudah tidak relevan lagi.
Sampai jumpa dalam topik menarik yang lain
Salam Cemerlang
Reed Wanadi
-Master of Clinically Hypnotherapist, IATPH, USA
-Licensed Master Practitioner of NLP, USA
-Firewalk Trainer, NAC-Licensed by Mr. Anthony Robins, USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar