Senin, 25 April 2016

Homoseksual Salah Siapa?

Banyak dari orangtua tidak menyadari, ketika anaknya menjadi pelaku penyimpangan seksual atau menjadi homoseksual atau lebih populer disebut LGBT mereka menyalahkan orang lain. Padahal peran ortu sangat besar menyebabkan seorang anak menjadi penyuka sesama jenis.

Kesibukan orang tua sering kali menjadi faktor terkuat yg memicu perilaku suka sesama jenis. Ketidak hadiran orang tua dalam pengasuhan bisa menjadi penyebab awal LGBT. Seorang anak punya hak untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua nya. Kurangnya figur atau role model pada anak membuat kematangan emosi menjadi kurang.

Ketika kematangan emosi menjadi kurang, maka si anak akan mencari figur di luar ortunya sejak kasih sayang tersebut tidak tercukupi. Akibatnya si anak mencari sosok 'ayah' atau 'ibu' ke orang lain. Sosok dengan kesaman jenis kelamin yang pada akhirnya malah menyalah artikan bentuk kasih sayang tersebut menjadi ketertarikan secara seksual kepada sesama jenis.

Kehadiran ortu lengkap pun bisa menjadi faktor munculnya perilaku suka sesama jenis. Bisa jadi hubungan suami-istri yang kurang harmonis, pertengkaran, perselingkuhan yg senantiasa dipertontonkan kepada anak sangat mungkin menjadikan si anak membenci salah satu figur (biasanya lawan jenis) sehingga merasa kasihan pada sesama jenisnya sendiri secara emosional. Paparan tidak mendidik yang selalu diperlihatkan oleh orang tua tersebut menjadi pemicu trauma yang dalam, sehingga timbulah perasaan cinta sesama jenis.

Jadi siapa yang mesti di salahkan?

Pertama instrospeksi diri sendiri, jangan pernah menyalahkan orang lain terhadap situasi apapun yg menghampiri anda. Jika anda sebagai orang tua yang memiliki anak LGBT, baiknya anda mawas diri, dan jangan pernah memarahi anak anda karenanya. Anak bisa menjadi lebih defensif dan tidak akan menyelsaikan masalah, dia bahkan mungkin menjadi tidak ingin sembuh dari perilaku suka sesama jenis. Jika anda di posisi penderita, jangan juga menyalahkan ortu berlarut-larut, karena dalam keadaan diri yang sudah dewasa, anda punya kesempatan untuk berubah kembali ke fitrah anda, menjadi suka beda jenis. Karena ortu anda saat itu tidak tahu dan tidak bisa berbuat apa-apa. Saya yakin, tidak ada satu orang tuapun di dunia ini yg secara sadar menghendaki anaknya menjadi penyuka sesama jenis. Kecuali memang ortu yg eror...hehehe

Fakta bahwa anda masih membaca tulisan saya ini adalah kesadaran yang perlu anda syukuri. Kesadaran bahwa anda ingin berubah baik menyembuhkan anak anda, atau diri anda sendiri dari perilaku suka sesama jenis.

Lantas bagaimana cara penyembuhannya?

Cara penyembuhannya ada beberapa cara
1. Secara Medis melalui obat2an dan kosultasi medis, namun cara ini berlaku khusus untuk penyuka sesama jenis jika terdapat gangguan hormonal
2. Dengan hipnoterapi, hipnoterapi dapat mengembalikan keadaab seseorang melalui serangkaian proses pengkondisian dan juga masuk ke dalam memori terdalam pikiran manusia untuk di rekonstruksi kembali
3. Dengan pengobatan keagamaan, misalnya ruqyah, bila anda percaya ada gangguan makhluk halus dalam diri anda

Selain yang saya sebut di atas, masih ada satu cara lagi yang akan saya bahas di kemudian hari. Intinya adalah anda harus secara sadar mengakui kesalahan diri, dan dengan bersungguh-sungguh menginginkan kesmbuhan dan bertindak untuk mencari kesembuhan tersebut. Dan yang paling penting anda harus jujur terhadap kelainan yang anda derita tersebut kepada terapis anda sepenuhnya. Maka kesembuhan hanya masalah waktu saja.

Bagi anda yg berada di wilayah Yogykarta dan membutuhkan pertolongan hipnoterapis, anda dapat menghubungi saya

Mr. Reed Wanadi
Master of Clinical Hypnotherapy
Ketua Lembaga Hipnosis Indonesia
081227711010 (bisa juga melalui WA)

Tidak ada komentar: